Saat pertama kali DICE mengumumkan bahwa mereka akan mengambil masa Perang Dunia I sebagai latar Battlefield baru, saya cukup girang. Pertama, karena tidak banyak developer yang berani mengambil tema ini yang dianggap sebagai salah satu konflik berdarah paling tabu. Dan kedua, karena saya berharap Battlefield 1 bisa membawa pertempuran kolosal yang lebih lambat tapi intens ke pasar shooter mainstream. Seperti Red Orchestra, gitu lho.
Tapi ternyata DICE masih mengandalkan mekanika dan gaya permainan cepat, rusuh, kalut layaknya Battlefield 3 dan 4, dan membawa banyak sekali senjata otomatis yang pada umumnya baru dipakai pada pertengahan atau akhir peperangan ke dalam dunia Battlefield 1.
Yah, nggak ada gunanya juga kecewa. Toh kualitas visualnya yang memukau masih bisa menghibur saya, terutama penampakan perlengkapan Perang Dunia I yang hadir kelihatan sangat detil dan realistis.
Mungkin beberapa dari kamu nggak merasa aneh, tapi sejujurnya ada beberapa senjata yang terlihat asing atau janggal digunakan bagi saya. Oleh karena itu, saya merasa tertarik untuk membahas beberapa senjata unik melalui kumpulan gambar senjata Battlefield 1 berikut ini.
1
Villar Perosa
Pertama kalinya saya melihat senjata ini, desainnya memang tampak seperti sesuatu yang keluar dari komik. Dua magazin, dua laras, pada dasarnya Villar Perosa tampak seperti dua senjata yang direkatkan — dan memang, itu benar adanya.
Dikembangkan oleh desainer ternama Revelli di Itali pada 1914 dan akhirnya dipakai setahun kemudian, kurang-lebih senjata untuk kelas Sentry ini adalah dua submachine gun yang disambungkan dengan sebuah grip horizontal.
Senjata tersebut memiliki fire rate yang tinggi mencapai 1500 peluru per menit, dan aslinya dibuat sebagai senjata air-to-air pada pesawat. Tapi peningkatan daya tahan badan pesawat menggagalkan rencana tersebut. Dia juga sempat dipakai pasukan darat, tapi sekali lagi, gagal karena tidak memiliki popor maupun grip yang fungsional, seperti yang tampak di kumpulan gambar senjata Battlefield berikut.
Fungsinya sebagai senapan mesin ringan semakin ditinggalkan karena kapasitas 25 peluru yang sedikit namun fire rate-nya terlalu tinggi dan jarak tempuh peluru kaliber kecil yang terlalu pendek membuatnya jadi tidak efisien. Walaupun akhirnya pasukan gunung Itali “berhasil” memanfaatkannya, karena tidak memiliki alternatif senapan mesin lain yang cukup portabel untuk dipakai di pegunungan.
Singkat cerita? Villar Perosa itu sampah. Dan hanya diadopsi oleh pasukan gunung Italia karena kecepatan tembak yang tinggi dan bodinya yang mini.
2
Kolibri
Pistol Kolibri ini juga nggak kalah terkenal setelah rilisnya Battlefield 1 dan para pemainnya menyebar video mereka memakai pistol ini. Kenapa ya kira-kira ada senjata sekecil ini? Jawabannya jelas: sebagai senjata tersembunyi.
Berasal dari bahasa Jerman burung kolibri (apa lagi), pistol ini justru lahir dan beredar sebelum Perang Dunia I dimulai. Sekitar 1.000an pistol mini ini dibuat selama 1910 sampai 1914 oleh pembuat jam asal Austria bernama Franz Pfannl. Produksinya terhambat karena kondisi ekonomi yang berubah saat perang dimulai.
Terlihat dari perbedaan ukuran di kumpulan gambar senjata Battlefield, pistol seri Kolibri ini ditujukan sebagai sebuah senjata pertahanan diri atau self-defense weapon. Kalau kamu akrab dengan istilah “PDW” (personal defense weapon) atau senjata PDW-9, ya fungsinya serupa, yaitu memberikan pembawanya rasa aman dari membawa pistol tapi tidak secara gamblang memperlihatkan mereka bergelantungan di samping pinggang.
Namun dengan ukuran segalanya yang sangat kecil termasuk pelurunya, kekuatan Kolibri sangatlah menyedihkan. Disebutkan hanya mampu menembus papan kayu setebal 10–40 milimeter. Mengisi ulang magazin pun sangat sulit karena, sekali lagi, pelurunya yang luar biasa kecil. Tadinya saya mau memberikan beberapa gambar, tapi kumpulan gambar senjata Battlefield tidak mampu menggambarkan secara tepat betapa kecilnya senjata ini, jadi nikmati saja video ini.
3
Sekop
Walau tampak aneh memang, memukuli orang kok pakai sekop, tapi kamu harus ingat faktanya bahwa Perang Dunia I merupakan salah satu peperangan paling brutal dalam sejarah manusia. Transisi dari perang konvensional dengan senjata manual ke senjata otomatis membuat prajurit harus beradaptasi pada perubahan zaman dengan cara yang tidak menyenangkan.
Seperti pertempuran parit (trench) misalnya, yang dibuat sebagai bentuk pertahanan dari gempuran artileri musuh dan untuk membuat lintasan agar bisa menyerang musuh dari posisi lain. Maka saat akhirnya kedua pihak bertemu, pertempuran jarak sangat dekat dalam parit pun tidak terhindarkan.
Di parit-parit yang sempit, senapan dan bayonet memiliki bentuk yang terlalu panjang untuk bisa dipakai secara efektif. Sehingga sekop dan peralatan lain yang mereka gunakan untuk membuat parit pun ikut dialih fungsikan menjadi senjata. Sejak 1915, para prajurit garis depan umumnya menajamkan ujung-ujung sekop mereka agar kerusakan yang bisa ditimbulkan terhadap tubuh lawan akan semakin besar
0 komentar:
Posting Komentar